"RJBA ini bisa disebut sebagai kapal selam mini tanpa awak. Robot ini diharapkan membantu berbagai observasi di bawah laut, terutama untuk mendapatkan gambaran tentang kondisi bawah laut selama 24 Jam," kata Prof. Dr. Ir. Indra Jaya, MS, ketua tim peneliti penemu RJBA kepada Majalah Sains Indonesia baru-baru ini.
Indra Jaya mengakui, teknologi yang dicipyakan tidak bisa dibandingkan dengan Remote Operating Vehicle (ROV) buatan luar negeri 'yang mampu menjelajahi lautan hingga ribuan meter. "RJBA ini hanya mampu menapai kedalaman 50 meter, sehingga lebih cocok untuk laut dangkal, seperti perairan Pulau Seribu yang pernah kami uji cobakan," kata Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB itu.
Meski telah berhasil diujicobakan di perairan Kepulauan Seribu, Indra Jaya mengaku masih belum puas. Ke depan, timnya akan mengembangkan RJBA itu agar bisa menjangkau kedalaman 200 Meter. Selain itu, RJBA diarahkan menjadi Autonomous Underwater Vehicle (AUV) yang beroperasi di laut dalam. Model robot AUV memungkinkan penelitian di bawah laut tidak mengandalkan robot yang terhubung dengan kabel di atas permukaan laut.
Atas ide cemerlang itu, tim peneliti yang terdiri atas Indra Jaya, M Iqbal, Wiliandi Setiawan, ilham Rizki, Handito Priambodo, Acta Withamana, dan Sri Ratih Deswati itu, telah mendapat penghargaaan 'dari kementrian Riset dan Teknologi, untuk kategori inovasi paling prospektif sepanjang tahun 2009.
Lebih Murah
RJBA buatan IPB itu lebi murah jika dibandingkan dengan buatan luar Negeri. Bisa dimaklumi, bahan-bahan yang digunakan sebagian besar tersedia di dalam Negeri. "Beberapa bahkan sudah tersedia di laboratorium IPB di Darmaga dan di pasar-pasar," kata Indra Jaya , doktor lulusan Departement of Applied Mathematis, Rennselaer Polytehnic Institute, Troy, New York, Amerika Serikat itu.
0 komentar:
Posting Komentar